Bandung: Aman?

Beberapa waktu lalu saya diberi anugerah dengan diterima di Institut Teknologi Bandung. Setelah menyiapkan barang-barang yang diperlukan, saya berangkat dan tinggal di Bandung, dalam indekos di daerah Tubagus Ismail. Karena saya belum terbiasa dengan suasana di Bandung, banyak hal yang terjadi: kesusahan tidur, terbangun di tengah malam karena kedinginan, bahkan hingga kesasar di angkot rute Sadang-Serang Caringin, dan berakhir di daerah Bandung yang tidak saya ketahui sama sekali hingga harus memesan taksi balik ke kos saya (semoga ini tidak terjadi kepada siapapun selain saya). Namun, masalah-masalah yang saya sebut di atas tergolong minor dibandingkan isu pencurian/kehilangan barang.

Pernahkah pembaca melihat akun LINE Lost N’ Found ITB? Grup administrator di balik akun tersebut menangani barang hilang/ketemu dengan membuat post berisi barang yang hilang/ditemukan berdasarkan deskripsi yang dibuat oleh mahasiswa yang menemukan/kehilangan barang. Ada yang beruntung mendapatkan barang mereka di dalam pegangan mahasiswa lain, dan ada yang harus merelakan kehilangan barang tersebut. Lost N’ Found membuat rata-rata 6-7 post/hari, jadi jika dikalikan dengan jumlah hari dalam setahun, administrator harus menangani sekitar 2190-2525 barang dalam setahun.

Salah satu dari mereka adalah teman se-SMA saya yang kehilangan kacamatanya di dalam gedung kolam renang fasilitas olahraga Saraga meskipun kacamatanya di taruh di dalam tasnya yang terbuka. Saya juga mengalami kecurian botol minum saat naik angkot setelah hari kedua Integrasi ITB 2016. Teman sekelompok saya di Integrasi bahkan kehilangan handphone-nya beserta Kartu Tanda Mahasiswa (KTM), dan kartu ATM yang diletakkan di belakang handphone setelah naik angkot.

Dari kejadian-kejadian di atas, saya menyimpulkan dua penyebab utama dari kehilangan barang: keteledoran dari orang bersangkutan sehingga barang hilang, dan kurangnya kewaspadaan yang menimbulkan kecurian barang.

Semua cerita-cerita di atas memiliki satu garis besar: Bandung tidak seaman yang mungkin sebagian dari kita pikir.

One thought on “Bandung: Aman?

Leave a reply to Soni Cancel reply